Jumat, 10 Juni 2011

Penyakit jantung koroner (sindrome koroner akut)

0 komentar
Sindrom Koroner Akut (SKA) yang biasa dikenal dengan penyakit jantung koroner adalah suatu kegawatdaruratan pembuluh darah koroner yang terdiri dari infark miokard akut dengan gambaran elektrokardiografi (EKG) elevasi segmen ST (ST Elevation Myocard Infark/STEMI), infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI) dan angina pektoris tidak stabil (APTS). Penyakit ini timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang melayani otot-otot jantung oleh atherosclerosis yang terbentuk dari secara progresif dari masa kanak-kanak.
Adapun faktor-faktor risiko terjadinya SKA dapat dibagi menjadi dua yaitu : 
    1. Risiko mayor : hiperkolesterolemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus dan genetic. 
    2. Risiko minor  : obesitas, stress, kurang olah raga, laki-laki, perempuan menopause.
Manisfestasi klinis SKA dapat berbeda-beda. Bisa asimtomatis tanpa gejala, nyeri pada dada (angina pectoris), Infark Miokard Akut, dekompensasi kordis, Aritmia jantung, sinkop atau mati mendadak. Nyeri dada (angina pectoris) biasanya timbul saat beraktivitas dan bersifat kronis. Nyeri prekordial dirasakan terutama di daerah retrosternal terasa seperti ditekan, diremas, panas atau tercekik. Rasa nyeri sering menjalar ke lengan kiri atas/bawah bagian media leher, daerah maksila hingga dagu atau ke punggung tetapi jarang ke lengan kanan. Nyeri yang dirasakan berlangsung singkat. Pada Infark miokard akut, nyeri dirasakan lebih sakit dan lama.
SKA merupakan penyebab kematian yang utama di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga oleh Departemen Kesehatan. SKA juga menyebabkan angka perawatan Rumah Sakit yang sangat besar di Pusat Jantung Nasional dibandingkan penyakit jantung lainnya. Di Amerika Serikat dilaporkan jumlah penderita SKA baru sebanyak 1,5 juta orang setiap tahun (satu penderita setiap 20 detik).
Penatalaksanaan SKA meliputi :
1.Pathogenesis SKA,
2.Cara mendiagnosa SKA yang terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi dan petanda biokimia jantung,
3.Stratifikasi risiko terjadinya SKA seperti nyeri dada, riwayat SKA sebelumnya, usia, jenis kelamin, diabetes dan lain-lain,
4.Terapi SKA beserta faktor risiko SKA.
Penatalaksaan SKA mengalami perubahan yang sangat cepat seiring dengan banyaknya penelitian pada pasien STEMI dan NSTEMI. Sehingga untuk memperoleh penatalaksanaan yang terkini dibutuhkan suatu studi kepustakaan yang komprehensif.

Kamis, 09 Juni 2011

Waljinah penyanyi legendaris keroncong

1 komentar
Waljinah sang penyanyi keroncong, beliau lahir di kota Solo 7 November 1945 begitu mencintai musik keroncong. Dengan warna suara yang bernada tinggi, Waljinah menjadi juara I Bintang Radio Indonesia tahun 1965. Walaupun keinginan beliau menjadi penyanyi keroncong mendapat pertentangan dari ibunya, Waljinah tidak gentar. Kecintaan beliau pada musik keroncong membuat rumah beliau di Solo menjadi tempat perhimpunan pemusik keroncong. Beliau membina musik keroncong dari anak-anak sampai dewasa. Beliau sangat ingin musik keroncong ini tidak hilang, atau bahkan diambil orang.
Padahal musik keroncong ini salah satu kekayaan budaya Indonesia. Waljinah pun terkenal sampai ke negeri Cina. Apalagi langgam jawa yang sampai saat ini hanya Waljinah yang bisa melagukannya. 170 album telah dicetak atas nama Waljinah dan lebih dari 1,600 lagu sudah dinyanyikannya. Siapa yang tidak kenal lagu Walang Kekek yang membuat nama Waljinah meroket.
Lagu-lagu keroncong berbahasa Jawa memang khas dari Waljinah. Tapi, yang mungkin membekas dan dikenal banyak orang adalah lagu Semusim yang pernah dinyanyikan duet Waljinah dan almarhum Chrisye. Disitu warna suara keroncong Waljinah berpadu dengan musik modern, mendengarnya saja membuat aku merinding. Tidak mudah memang menyanyikan lagu keroncong. Cengkoknya, pengaturan nafasnya, karena menyanyi lagu keroncong memerlukan nafas panjang.
Waljinah memiliki 5 orang anak, 1 perempuan dan 4 laki-laki. Sungguh disayangkan, anak perempuan satu-satunya sudah berpulang dan disitulah letak kesedihan beliau. Waljinah berharap anak perempuannya itulah yang bisa menjadi penerusnya di musik keroncong. Ditengah kesehatannya yang tak lagi prima, Waljinah tidak lagi banyak bernyanyi. Anak cucu tidak menurunkan bakatnya.
Namun walaupun sekarang waljinah tidak setenar dulu, dirinya masih tetap bertahan.Kegiatan Waljinah pada saat ini selain show,dan untuk melestarikan Keroncong Waljinah
membina generasi muda anak,cucu, kerabat, tetangga di Surakarta untuk berlatih
menyanyi Keroncong.

Selasa, 07 Juni 2011

Profil armada band asal palembang

0 komentar





Armada,band yang satu ini digawangi oleh Rizal (vokal), Andith (drum), Endra (bass), Mai (gitar) dan Radha (gitar). Band ini sebelumnya bernama Kertas.

Kertas kemudian melejit menjadi salah satu band yang diperhitungkan di Palembang. Beberapa festival mereka ikuti dan hasilnya tidak mengecewakan. Dari beberapa prestasi yang mereka raih yakni, Rizal dinobatkan sebagai The Best Vocalist Festival Cyberb Tech Universitas Bina Dharma 2004 dan juga jadi finalis 3 Besar Dream Band 2005 untuk Daerah Jakarta dan Bandung.

Seiring dengan prestasi yang diraih, cukup banyak tawaran manggung. Sampai pada suatu ketika, saat mereka manggung di satu daerah di Sumatera, seorang produser dari Jakarta menawari mereka untuk rekaman album dan hijrah ke Jakarta.
Tawaran itu langsung mereka terima dan mereka pun terbang ke Jakarta. Mereka merilis album perdana bertajuk “Kekasih Yang Tak Dianggap” pada November 2006 yang membuat band ini mendadak ngetop di blantika musik Indonesia. Penggarapan album perdana ini banyak dibantu musisi senior seperti Adith The Fly, Benny Vena, Ian Protonema, Heydie Ibrahim eks Power Slaves, DD Crow Roxx, dan Andy Juliet
Euforia rekaman album, membuat KERTAS Band terlena. Kontrak album tidak dipelajari dengan seksama, termasuk soal royalti dan pembagian honor manggung. Alhasil, ketika kemudian muncul pertanyaan soal itu, label "berkilah" sudah diatur semua di kontrak. Mulailah "petaka" itu. 
Kini, sambil menjalani proses hukum yang terjadi dengan label lamanya, anak-anak KERTAS Band mencoba bangkit kembali. Diawali dengan perubahan nama menjadi ARMADA Band. Sayangnya, karena stres lantaran menghadapi persoalan hukum, Argha memilih kembali ke Palembang. “Dia sedih banget, sampai akhirnya pilih balik ke Palembang,” jelas sang drumer, Andhit.
ARMADA langsung masuk ke manajemen baru. Tentu belajar dari pengalaman, kini mereka lebih berhati-hati membaca kontrak dan semua perjanjian yang menyangkut nasib band ini. “Kita sadar kok, kalau dengan ini artinya kita kembali lagi ke awal atau nol lagi,” kata Rizal.



Personil Armada band

































Rizal Arrmada (vokalis)


































Andhit Armada (drummer)


Endra Armada (bassis)
Mai Armada (gitaris)


Radha Armada (gitaris)