Pages

Sabtu, 16 Juli 2011

angklung mendunia

0 komentar
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa sunda dipulau jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.


Jumlah pemain angklung bisa dimainkan oleh sampai 50 orang, bahkan sampai 100 orang dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dan lain-lain. Selain sebagai alat kesenian, angklung juga bisa digunakan sebagai suvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai asesoris lainnya. 

Angklung Kanekes

Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang baduy) digunakan terutama karena hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung setelah dipakai.

Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka memakai bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.

Angklung Dogdog Lojor

Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat kasepuhan pancer pangawinan atau kesatuan adat Banten kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta , bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali, setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taun di pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.

Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.

Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami musim paceklik.

Angklung Badeng

Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwahIslam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar abad ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, belajar agama Islam kekerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya adalah dengan kesenian badeng.
Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya menggunakan bahasa sunda yang bercampur dengan bahasa arab. Dalam perkembangannya sekarang digunakan pula bahasa indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta menurut keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, seperti mengiris tubuh dengan senjata tajam.
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.

Buncis

 Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an dapat dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi, karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan. Sejalan dengan itu tempat-tempat penyimpanan padi pun (leuit; lumbung) mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat karung yang lebih praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Padi pun sekarang banyak yang langsung dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diperlukan lagi.

24-10-1992

0 komentar

















Tanggal , Bulan , dan Tahun itulah di mana seseorang itu lahir ke dunia ini. Diya lah seseorang yang membuat aku merasakan apa yang namanya cinta. Diya lah yang memang benar-benar bisa membuat hatiku seperti tidak akan pernah bisa lagi membuka hati untuk yang lainnya.Aku merasakan memang hanya diya yang bisa membuat aku bahagia. Sampai saat ini tidak pernah tersirat dalam benak ku untuk melupakan diya. Aku memang sungguh terjebak dalam cinta buta. Sebuah cinta yang sudah membutakan hatiku, sebuah cinta yang sudah membuat hatiku tak bisa melihat hati yang lainnya. Sampai detik ini aku masih berharap dalam sebuah mimpi untuk memiliki hatinya , memiliki diya seutuhnya. Entah sampai kapan aku akan terus seperti ini. Tidak pernah berharap untuk bisa menerima cinta yang lain. Sesungguhnya aku tak tau apakah ini sebuah keinginan tulus dari hati ataupun sebuah opsesi semata , namun keinginan untuk bisa memilikinya kembali masih kuat terpatri dalam hati ini.Aku akan terus menunggu mu sampai hatimu dapat kembali lagi untuk hatiku.

Minggu, 10 Juli 2011

Diya

0 komentar
Diya , seseorang yang membuat aku lemah
Diya , seseorang yang membuat aku tak berdaya
Diya , seseorang yang membuat aku takluk
dan Diya seseorang yang membuat aku merasakan cinta buta
         Aku tak pernah bisa untuk tanpa bayangnya
         Tak pernah bisa untuk tidak berkata tidak terhadapnya
         Semua canda, tawanya, masih terngiang dalam benak ini
Kemanapun aku melangkahkan kaki
Diya tetap menghantuiku
Bagaikan api yang tak akan pernah padam perasaan ini terhadapnya
        Diya ,
        Diya,
        Memang diya yang akan selalu terpatri dalam hati ini
      
         



        

Jumat, 10 Juni 2011

Penyakit jantung koroner (sindrome koroner akut)

0 komentar
Sindrom Koroner Akut (SKA) yang biasa dikenal dengan penyakit jantung koroner adalah suatu kegawatdaruratan pembuluh darah koroner yang terdiri dari infark miokard akut dengan gambaran elektrokardiografi (EKG) elevasi segmen ST (ST Elevation Myocard Infark/STEMI), infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (Non STEMI) dan angina pektoris tidak stabil (APTS). Penyakit ini timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner yang melayani otot-otot jantung oleh atherosclerosis yang terbentuk dari secara progresif dari masa kanak-kanak.
Adapun faktor-faktor risiko terjadinya SKA dapat dibagi menjadi dua yaitu : 
    1. Risiko mayor : hiperkolesterolemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus dan genetic. 
    2. Risiko minor  : obesitas, stress, kurang olah raga, laki-laki, perempuan menopause.
Manisfestasi klinis SKA dapat berbeda-beda. Bisa asimtomatis tanpa gejala, nyeri pada dada (angina pectoris), Infark Miokard Akut, dekompensasi kordis, Aritmia jantung, sinkop atau mati mendadak. Nyeri dada (angina pectoris) biasanya timbul saat beraktivitas dan bersifat kronis. Nyeri prekordial dirasakan terutama di daerah retrosternal terasa seperti ditekan, diremas, panas atau tercekik. Rasa nyeri sering menjalar ke lengan kiri atas/bawah bagian media leher, daerah maksila hingga dagu atau ke punggung tetapi jarang ke lengan kanan. Nyeri yang dirasakan berlangsung singkat. Pada Infark miokard akut, nyeri dirasakan lebih sakit dan lama.
SKA merupakan penyebab kematian yang utama di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga oleh Departemen Kesehatan. SKA juga menyebabkan angka perawatan Rumah Sakit yang sangat besar di Pusat Jantung Nasional dibandingkan penyakit jantung lainnya. Di Amerika Serikat dilaporkan jumlah penderita SKA baru sebanyak 1,5 juta orang setiap tahun (satu penderita setiap 20 detik).
Penatalaksanaan SKA meliputi :
1.Pathogenesis SKA,
2.Cara mendiagnosa SKA yang terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiografi dan petanda biokimia jantung,
3.Stratifikasi risiko terjadinya SKA seperti nyeri dada, riwayat SKA sebelumnya, usia, jenis kelamin, diabetes dan lain-lain,
4.Terapi SKA beserta faktor risiko SKA.
Penatalaksaan SKA mengalami perubahan yang sangat cepat seiring dengan banyaknya penelitian pada pasien STEMI dan NSTEMI. Sehingga untuk memperoleh penatalaksanaan yang terkini dibutuhkan suatu studi kepustakaan yang komprehensif.

Kamis, 09 Juni 2011

Waljinah penyanyi legendaris keroncong

1 komentar
Waljinah sang penyanyi keroncong, beliau lahir di kota Solo 7 November 1945 begitu mencintai musik keroncong. Dengan warna suara yang bernada tinggi, Waljinah menjadi juara I Bintang Radio Indonesia tahun 1965. Walaupun keinginan beliau menjadi penyanyi keroncong mendapat pertentangan dari ibunya, Waljinah tidak gentar. Kecintaan beliau pada musik keroncong membuat rumah beliau di Solo menjadi tempat perhimpunan pemusik keroncong. Beliau membina musik keroncong dari anak-anak sampai dewasa. Beliau sangat ingin musik keroncong ini tidak hilang, atau bahkan diambil orang.
Padahal musik keroncong ini salah satu kekayaan budaya Indonesia. Waljinah pun terkenal sampai ke negeri Cina. Apalagi langgam jawa yang sampai saat ini hanya Waljinah yang bisa melagukannya. 170 album telah dicetak atas nama Waljinah dan lebih dari 1,600 lagu sudah dinyanyikannya. Siapa yang tidak kenal lagu Walang Kekek yang membuat nama Waljinah meroket.
Lagu-lagu keroncong berbahasa Jawa memang khas dari Waljinah. Tapi, yang mungkin membekas dan dikenal banyak orang adalah lagu Semusim yang pernah dinyanyikan duet Waljinah dan almarhum Chrisye. Disitu warna suara keroncong Waljinah berpadu dengan musik modern, mendengarnya saja membuat aku merinding. Tidak mudah memang menyanyikan lagu keroncong. Cengkoknya, pengaturan nafasnya, karena menyanyi lagu keroncong memerlukan nafas panjang.
Waljinah memiliki 5 orang anak, 1 perempuan dan 4 laki-laki. Sungguh disayangkan, anak perempuan satu-satunya sudah berpulang dan disitulah letak kesedihan beliau. Waljinah berharap anak perempuannya itulah yang bisa menjadi penerusnya di musik keroncong. Ditengah kesehatannya yang tak lagi prima, Waljinah tidak lagi banyak bernyanyi. Anak cucu tidak menurunkan bakatnya.
Namun walaupun sekarang waljinah tidak setenar dulu, dirinya masih tetap bertahan.Kegiatan Waljinah pada saat ini selain show,dan untuk melestarikan Keroncong Waljinah
membina generasi muda anak,cucu, kerabat, tetangga di Surakarta untuk berlatih
menyanyi Keroncong.

Selasa, 07 Juni 2011

Profil armada band asal palembang

0 komentar





Armada,band yang satu ini digawangi oleh Rizal (vokal), Andith (drum), Endra (bass), Mai (gitar) dan Radha (gitar). Band ini sebelumnya bernama Kertas.

Kertas kemudian melejit menjadi salah satu band yang diperhitungkan di Palembang. Beberapa festival mereka ikuti dan hasilnya tidak mengecewakan. Dari beberapa prestasi yang mereka raih yakni, Rizal dinobatkan sebagai The Best Vocalist Festival Cyberb Tech Universitas Bina Dharma 2004 dan juga jadi finalis 3 Besar Dream Band 2005 untuk Daerah Jakarta dan Bandung.

Seiring dengan prestasi yang diraih, cukup banyak tawaran manggung. Sampai pada suatu ketika, saat mereka manggung di satu daerah di Sumatera, seorang produser dari Jakarta menawari mereka untuk rekaman album dan hijrah ke Jakarta.
Tawaran itu langsung mereka terima dan mereka pun terbang ke Jakarta. Mereka merilis album perdana bertajuk “Kekasih Yang Tak Dianggap” pada November 2006 yang membuat band ini mendadak ngetop di blantika musik Indonesia. Penggarapan album perdana ini banyak dibantu musisi senior seperti Adith The Fly, Benny Vena, Ian Protonema, Heydie Ibrahim eks Power Slaves, DD Crow Roxx, dan Andy Juliet
Euforia rekaman album, membuat KERTAS Band terlena. Kontrak album tidak dipelajari dengan seksama, termasuk soal royalti dan pembagian honor manggung. Alhasil, ketika kemudian muncul pertanyaan soal itu, label "berkilah" sudah diatur semua di kontrak. Mulailah "petaka" itu. 
Kini, sambil menjalani proses hukum yang terjadi dengan label lamanya, anak-anak KERTAS Band mencoba bangkit kembali. Diawali dengan perubahan nama menjadi ARMADA Band. Sayangnya, karena stres lantaran menghadapi persoalan hukum, Argha memilih kembali ke Palembang. “Dia sedih banget, sampai akhirnya pilih balik ke Palembang,” jelas sang drumer, Andhit.
ARMADA langsung masuk ke manajemen baru. Tentu belajar dari pengalaman, kini mereka lebih berhati-hati membaca kontrak dan semua perjanjian yang menyangkut nasib band ini. “Kita sadar kok, kalau dengan ini artinya kita kembali lagi ke awal atau nol lagi,” kata Rizal.



Personil Armada band

































Rizal Arrmada (vokalis)


































Andhit Armada (drummer)


Endra Armada (bassis)
Mai Armada (gitaris)


Radha Armada (gitaris)






Selasa, 31 Mei 2011

pengecatan gram bakteriologi

1 komentar
Pengecatan gram merupakan salah satu pengecatan dalam klinik bakteriologi,pengecatan ini termasuk pengecatan yang penting untuk klasifikasi bakteri. Pengecatan ini di lakukan untuk mengetahui morfologi dari bakteri untuk memudahkan melakukan identifikasi. Pengecatan ini terbagi menjadi dua yaitu, gram ( + ) dan gram ( - ).

Dibawah ini merupakan ciri-ciri bakteri gram (+) dan bakteri gram (-):
  • Bakteri gram (+) akan mengikat kuat cat utama (gram A), tidak luntur oleh cat peluntur(gram C), dan tidak mengikat kuat cat lawan (gram D).
  •  Bakteri gram (-) tidak mengikat kuat cat utama (gram A), luntur oleh cat peluntur (gram C) dan mengikat kuat cat lawan (gram D)
Prosedur pengecatan gram

I Alat dan bahan 
  1. Objek glass
  2. Cat gram A,B,C dan D
  3. Sampel kuman
  4. Spirtus dan pembakar spirtus
  5. Ohse bulat
  6. Mikroskop + emersi oil
  7. Alkohol mikroskop
  8. Kapas 
II Cara kerja 
A Pembuatan preparat
  1. Siapkan objek glass bebas lemak
  2. Fixati objek glass di atas pembakar spirtus
  3. Ambil 2-3 ohse biakan kuman, ratakan di atas bulatan pada objek glass yang sebelumnya telah di buat dengan menggunakan marker
  4. Fixatie di atas pembakar spirtus
B Pengecatan gram
  1. Genangi preparat yang telah kering dengan cat gram A selama 2-5 menit
  2. Buang sisa cat
  3. Genangi cat gram B selama 30-40 detik
  4. Decolorisasi dengan gram C sampai benar-benar luntur
  5. Genangi dengan cat gram D selama 2 menit
  6. Buang sisa cat, cuci air mengalir
  7. kering anginkan
  8. Amati di bawah mikroskop obyektif 100X dengan emersi oil dengan keterangan
    • Bentuk:.......
  • Susunan:......
  • Warna sel:....
  • cat:....
  • Sifat cat:......
  • Background:...
Ciri-ciri mikroskopis bakteri gram (+) dan gram (-):
Bakteri gram (+) memiliki ciri mikroskopis dengan warna sel berwarna ungu dan latar belakang berwarna merah muda
Bakteri gram (-) memiliki ciri mikroskopis sel berwarna merah dengan latar belakang berwarna merah muda
 Di bawah ini adalah gambaran dari pengecatan gram
A. gram (+)






















B. gram (-)